Teori
Organisasi Umum 1
PROSES
YANG MEMPENGARUHI PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM ORGANISASI
Kelompok
3 :
· Adi
Murdiyono
10111173
· Budi
Mukti Dewanto
18111134
· Fadhel Yamani Attamiomi
12111558
· Indri
Ajid Supriatna
18111533
· Martin
Franklin
14111327
· Muhammad Firmansyah
14111836
· Rio
Aseptiandani
18111592
· Tondi
Elia
17111150
UNIVERSITAS GUNADARMA
DAFTAR
ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar
Belakang
1.2. Rumusan
Masalah
1.3. Tujuan
1.4. Metode
Penulisan
BAB II ISI
2.1. Definisi Pengambilan Keputusan
2.2. Tujuan Pengambilan Keputusan
2.3. Dasar dan Faktor Pengambilan Keputusan
2.4. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam
Pengambilan Keputusan
2.5. Keputusan Individual dan Kelompok
2.6. Proses Pengambilan Keputusan
BAB III STUDI KASUS
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Di pusat ibukota, tidak
mungkin suatu organisasi itu dapat berjalan dengan lancar apabila tidak
adanya suatu musyawarah atau kesepakatan semua pihak dalam mengambil suatu
keputusan yang mufakat.
Proses pengambiln keputusan dalam
organisasi ialah kumpulan yang terdiri dari beberapa orang untuk mencapai
tujuan bersama, didalam organisasi rentan terjadinya selisih pendapat begitu
juga keputusan dalam mengambil sikap, dapat diartikan cara organisasi dalam
pengambilan keputusan. Terdapat 4 metode bagaimana cara organisasi dalam
pengambilan keputusan, ke 4 metode tersebut adalah : yaitu kewenangan tanpa
diskusi (authority rule without discussion), pendapat ahli (expert opinion),
kewenangan setelah diskusi (authority rule after discussion), dan kesepakatan
(consensus).
Pembuatan keputusan diperlukan pada
semua tahap kegiatan organisasi dan manajemen. Misalnya, tentang anggaran
KEMENDIKBUD yang belum disetujui oleh komisi X DPR (04-oktober-2012). Dimana
anggaran tersebut, ditujukan untuk pendidikan dan kebudayaan.
Dalam pembuatan keputusan tersebut
mencakup kegiatan identifikasi masalah, perumusan masalah, dan pemilihan
alternatif keputusan berdasarkan perhitungan dan berbagai dampak yang mungkin
timbul. Begitu juga dalam tahap implementasi atau operasional dalam suatu organisasi,
para manajer harus membuat banyak keputusan rutin dalam rangka mengendalikan
usaha sesuai dengan rencana dan kondisi yang berlaku. Sedangkan dalam tahap
pengawasan yang mencakup pemantauan, pemeriksaan, dan penilaian terhadap hasil
pelaksanaan dilakukan untuk mengevalusai pelaksanaan dari pembuatan keputusan
yang telah dilakukan.
Pada akhirnya, pengambilan keputusan
dapat diperoleh apabila dalam rapat anggaran telah terdapat keputusan dari
setiap anggota komisi X DPR. Rapat anggaran tersebut dimaksudkan agar
permasalahan dapat terpecahkan dan terselesaikan.sehingga dapat berjalan secara
efisien dan efektif dalam rangka mencapai suatu tujuan dari Komisi X DPR.
1.2. Rumusan
Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan pengambilan keputusan ?
2. Apa saja tujuan dari pengambilan keputusan?
3. Hal apa yang menjadi dasar dalam pengambilan keputusan
dalam organisasi?
4 Faktor apa saja yang mempengaruhi dalam
pengambilan keputusan?
5.Apa saja jenis-jenis pengambilan keputusan dalam
organisasi?
6. Bagaimanakan cara proses pengambilan keputusan itu ?
1.3. Tujuan
1. Mengetahui definisi dari pengambilan
keputusan dalam organisasi.
2. Mengetahui tujuan pengambilan
keputusan dalam organisasi.
3. Mengetahui dasar yang menjadi
pengambilan keputusan dalam organisasi.
4. Mengetahui faktor-f aktor
pengambilan keputusan dalam organisasi.
5. Mengetahui jenis-jenis pengambilan
keputusan dalam organisasi.
6. Mengetahui bagaimana proses
pengambilan keputusan dalam organisasi.
1.4. Metode Penulisan
Metode penulisan yang digunakan dalam penyusunan makalah
ini adalah studi pustaka dan pencarian di internet.
BAB II
ISI
2.1. Definisi Pengambilan
Keputusan
Keputusan adalah hasil dari
pemecahan masalah yang sedang dihadapi dengan tegas. Hal itu berkaitan dengan
jawaban atas pertanyaan-pertanyaan mengenai ‘apa yang harus dilakukan’ dan
seterusnya mengenai unsur-unsur perencanaan. Dapat juga dikatakan bahwa
keputusan itu sesungguhnya merupakan hasil proses pemikiran yang berupa pemilihan
satu diantara beberapa alternatif yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah
yang dihadapi.
Keputusan itu sendiri merupakan unsur kegiatan yang sangat vital. Jiwa
kepemimpinan seseorang itu dapat diketahui dari kemampuan mengatasi masalah dan
mengambil keputusan yang tepat. Keputusan yang tepat adalah keputusan yang
berbobot dan dapat diterima bawahan. Ini biasanya merupakan keseimbangan antara
disiplin yang harus ditegakkan dan sikap manusiawi terhadap bawahan. Keputusan
yang demikian ini juga dinamakan keputusan yang mendasarkan diri pada human
relations.
Setelah pengertian keputusan disampaikan, kiranya perlu pula diikuti
dengan pengertian tentang “pengambilan keputusan”. Ada beberapa definisi
tentang pengambilan keputusan, dalam hal ini arti pengambilan keputusan sama
dengan pembuatan keputusan, misalnya Terry, definisi pengambilan
keputusan adalah pemilihan alternatif perilaku dari dua alternatif atau lebih (
tindakan pimpinan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dalam organisasi
yang dipimpinnya dengan melalui pemilihan satu diantara alternatif-alternatif
yang dimungkinkan).
Menurut Siagian pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan
terhadap hakikat suatu masalah, pengumpulan fakta-fakta dan data, penentuan
yang matang dari alternatif yang dihadapi dan pengambilan tindakan yang menurut
perhitungan merupakan tindakan yang paling tepat.
Dari kedua pengertian diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa keputusan itu
diambil dengan sengaja, tidak secara kebetulan, dan tidak boleh sembarangan.
Masalahnya terlebih dahulu harus diketahui dan dirumuskan dengan jelas,
sedangkan pemecahannya harus didasarkan pemilihan alternatif terbaik dari
alternatif yang ada.
2.2. Tujuan Pengambilan
Keputusan
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan
dalam organisasi itu dimaksudkan untuk mencapai tujuan organisasinya yang
dimana diinginkan semua kegiatan itu dapat berjalan lancer dan tujuan dapat
dicapai dengan mudah dan efisien. Namun, kerap kali terjadi hambatan-hambatan
dalam melaksanakan kegiatan. Ini merupakan masalah yang harus dipecahkan oleh
pimpinan organisasi. Pengambilan keputusan dimaksudkan untuk memecahkan masalah
tersebut.
2.3. Dasar
Pengambilan Keputusan
2.3.1. Pengambilan
Keputusan Berdasarkan Intuisi
Suatu
Keputusan yang diambil berdasarkan intuisi atau perasaan lebih bersifat
subjektif yaitu mudah terkena sugesti, pengaruh luar, dan faktor kejiwaan lain.
Sifat subjektif dari keputusuan intuitif ini terdapat beberapa keuntungan,
yaitu :
1. Pengambilan keputusan lebih ditentukan oleh satu
pihak.
2. Keputusan intuitif lebih tepat untuk masalah-masalah
yang bersifat kemanusiaan.
Pengambilan keputusan yang berdasarkan intuisi membutuhkan waktu yang singkat,
untuk masalah-masalah yang dampaknya terbatas, pada umumnya pengambilan
keputusan yang bersifat intuitif akan memberikan kepuasan. Akan tetapi,
pengambilan keputusan ini sulit diukur kebenarannya karena kesulitan mencari
pembandingnya, dengan kata lain hal ini diakibatkan pengambilan keputusan
intuitif hanya diambil oleh satu pihak saja dan tidak ada masukan dari pihak
lain sehingga hal-hal yang lain sering diabaikan.
2.3.2. Pengambilan
Keputusan Rasional
Keputusan yang bersifat
rasional berkaitan dengan daya guna. Dimana masalah yang dihadapi
merupakan masalah yang memerlukan pemecahan secara rasional. Keputusan yang
dibuat berdasarkan pertimbangan rasional lebih bersifat objektif. Dalam
masyarakat, keputusan yang rasional dapat diukur apabila kepuasan optimal
masyarakat dapat terlaksana dalam batas-batas nilai masyarakat yang di akui
saat itu.
2.3.3. Pengambilan
Keputusan Berdasarkan Fakta
Dari
sekian banyak pengambilan keputusan, banyak yang beranggapan bahwa sebaiknya pengambilan
keputusan didukung oleh sejumlah fakta yang memadai. Dimana fakta tersebut ada
dari sejumlah data dan informasi. Kumpulan fakta yang telah dikelompokkan
secara sistematis dinamakan data. Sedangkan informasi adalah hasil pengolahan
dari data. Dengan demikinan, data harus diolah lebih dulu menjadi informasi
yang kemudian dijadikan dasar pengambilan keputusan.
Keputusan yang berdasarkan sejumlah fakta, data atau informasi yang cukup itu
memang merupakan keputusan yang baik dan solid, namun untuk mendapatkan
informasi tersebut terkadang cukup sulit.
2.3.4. Pengambilan
Keputusan Berdasarkan Pengalaman
Pengalaman
sering kali menjadi bahan untuk mengambil suatu keputusan, dimana pimpinan
dalam suatu organisani mengingat-ingat apakah kasus seperti ini sebelumnya
pernah terjadi atau tidak. Pemikiran semacam itu biasanya didasari oleh
pengalaman akan kasus atau permasalahan di masa lampau. Biasanya pimpinan akan
melihat apakah permasalahan tersebut sama atau tidak, dan pemecahannya seuai
dengan kondisi sekarang atau tidak. Jika masih sama kemungkinan besar akan
menerapkan cara yang sama untuk mengatasinya.
Dengan begitu, pengalaman dapat dijadikan pedoman atau acuan dalam
menyelesaikan masalah. Keputusan yang berdasarkan pengalaman sangat bermanfaat
bagi pengetahuan praktis. Pengalaman dan kemampuan untuk memperkirakan apa yang
menjadi latar belakang masalah dan bagaimana arah penyelesaiannya sangat
membantu dalam memudahkan pemecaha masalah.
2.3.5. Pengambilan
Keputusan Berdasarkan Wewenang
Banyak
sekali keputusan yang diambil karena wewenang (authority) yang
dimiliki oleh setiap pimpinan organisasi, dalam rangka menjalankan kegiatan
demi tercapainya tujuan organisasi yang efektif dan efisien.
Keputusan yang berdasarkan wewenang memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan.
Kelebihan tersebut antara lain : banyak diterimanya oleh bawahan, memiliki
otentisitas (otentik), dan juga karena didasari wewenang yang resmi maka akan lebih
permanent sifatnya. Dan kelemahannya antara lain : adanya praktik dictatorial,
sering melewati permasalahan yang seharusnya dipercahkan, justru menjadi tidak
jelas.
2.4. Faktor-faktor
yang perlu diperhatikan dalam Pengambilan Keputusan
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam pengambilan
keputusan menurut Terry,yaitu :
a) Hal-hal yang berwujud maupun yang
tidak berwujud, yang emosional maupun yang rasional perlu diperhitungkan dalam
pengambilan keputusan.
b) Setiap keputusan harus dapat
dijadikan bahan untuk mencapai tujuan organisasi.
c) Setiap keputusan jangan berorientasi
pada kepentingan pribadi, tetapi harus lebih mementingkan kepentingan
organisasi.
d) Jarang sekali pilihan yang
memuaskan, oleh karena itu buatlah altenatif-alternatif tandingan.
e) Pengambilan keputusan merupakan
tindakan mental dari tindakan ini harus diubah menjadi tindakan fisik.
f) Pengambilan keputusan yang efektif
membutuhkan waktu yang cukup lama.
g) Diperlukan pengambilan keputusan
yang praktis untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.
h) Setiap keputusan hendaknya
dilembagakan agar diketahui keputusan itu benar.
i) Setiap keputusan merupakan tindakan
permulaan dari serangkaian kegiatan mata rantai berikutnya.
Kemudian
terdapat enamfaktor-faktor lain yang juga ikut mempengaruhi pengambilan
keputusan.Faktor-
f
faktortersebutadalahsebagaiberikut :
1. Fisik
Didasarkan pada rasa yang dialami pada tubuh, seperti rasa tidak nyaman, atau kenikmatan. Ada
Didasarkan pada rasa yang dialami pada tubuh, seperti rasa tidak nyaman, atau kenikmatan. Ada
kecenderungan menghindari tingkah laku yang menimbulkan
rasa tidak senang, sebaliknya memilih
tingkah laku yang memberikan kesenangan.
2. Emosional
Didasarkan pada perasaan atau sikap. Orang akan
bereaksi pada suatu situasi secara subjective.
3. Rasional
Didasarkan pada pengetahuan orang-orang mendapatkan informasi, memahami situasi dan berbagai konsekuensinya
4. Praktikal
Didasarkan pada keterampilan individual dan kemampuan melaksanakan. Seseorang akan menilai potensi diri dan kepercayaan dirinya melalui kemampuanya dalam bertindak.
5. Interpersonal
Didasarkan pada pengaruh jaringan sosial yang ada. Hubungan antar satu orang keorang lainnya dapat mempengaruhi tindakan individual.
6. Struktural
Didasarkan pada lingkup sosial, ekonomi dan politik. Lingkungan mungkin memberikan hasil yang mendukung atau mengkritik suatu tingkah laku tertentu.
3. Rasional
Didasarkan pada pengetahuan orang-orang mendapatkan informasi, memahami situasi dan berbagai konsekuensinya
4. Praktikal
Didasarkan pada keterampilan individual dan kemampuan melaksanakan. Seseorang akan menilai potensi diri dan kepercayaan dirinya melalui kemampuanya dalam bertindak.
5. Interpersonal
Didasarkan pada pengaruh jaringan sosial yang ada. Hubungan antar satu orang keorang lainnya dapat mempengaruhi tindakan individual.
6. Struktural
Didasarkan pada lingkup sosial, ekonomi dan politik. Lingkungan mungkin memberikan hasil yang mendukung atau mengkritik suatu tingkah laku tertentu.
2.5. Keputusan Individual dan
Kelompok
Pengambilan keputusan dalam
organisasi bisa dilakukan secara individual
atau kelompok, tergantung bagaimana sifat dan motif permasalah yang
akan di pecahkan. Keputusan individual biasanya
diambil atau dibuat
oleh seorang ketua kelompok suatu organisasi, dan itu
dilakukan berdasarkan kehendak ketua kelompok tersebut, sedangkan keputusan kelompok
dibuatoleh seluruh anggota kelompok
A.Keputusan
yang dibuat oleh seseorang
Kebaikannya antara lain :
1. Keputusannya cepat ditentukan atau
diambil, karena tidak usah menunggu persetujuan dari rekan lainnya.
2. Tidak akan terjadi pertentangan
pendapat
3. Kalau pimpinan ya ng mengambil
keputusan itu mempunyai kemampuan yang tinggi dan berpengalaman yang luas
dalam bidang yang akan diputuskan, keputusannya besar kemungkinan tepat.
Kelemahannya antara lain :
1. Bagaimana kepandaian dan kemampuan
pimpinan tetapi pasti memiliki keterbatasan.
2. Keputusan yang terlalu cepat diambil
dan tidak meminta pendapat orang lain seringkali kurang tepat.
3. Jika terjadi kesalahan pengambilan
keputusan merupakan beban berat bagi pimpinan seorang diri.
B.Keputusan yang dibuat oleh
Sekelompok Orang
1. Hasil pemikiran beberapa orang akan
saling melengkapidalamsautupengambilankeputusan
2. Pertimbangannya akan lebih matang
3. Jika ada kesalahan pada pengambilan
keputusan tersebut, beban ditanggung secara bersama.
Kelemahannya antara lain :
1. Ada kemingkinan terjadi perbedaan
pendapat
2. Biasanya memakan waktu lama dan
berlarut-larut karena terjadi perdebatan-perdebatan
3. Rasa tanggung jawab masing-masing
berkurang, dan ada kemungkinan saling melemparkan tanggung jawab jika terjadi
kesalahan.
Mengenai pembuatan keputusan individual dan
kelompok Siagian menyatakan bahwa ada tiga kekuatan yang
selalu mempengaruhui suatu keputusan yang dibuat. Tiga kekuatan itu :
1. Dinamika individu di dalam
organisasi
Pengaruh individu dalam organisasi sangat terasa terutama
dalam hal ini adalah
pemimpinnya. Seorang pemimpin yang mempunyai kepribadian
yang kuat, pendidikan yang tinggi, pengalaman ynag banyak akan memberi kesan
dan pengaruh yang besar terhadap bawahannya
2. Dinamika kelompok orang-orang di
dalam organisasi
Dinamika kelompok mempunyai pengaruh besar, oleh karena
itu pemimpin hendaknya mengusahakan agar kelompok lebih cepat menjadi dewasa.
3. Dinamika lingkungan organisasi
Pengaruh lingkungan juga memegang peranan yang cukup
penting untuk diperhatikan. Antara organisasi dan lingkungan itu saling
mempemgaruhi.
2.6. Proses Pengambilan
Keputusan
Setiap keputusan yang diambil itu
merupakan perwujudan kebijakan yang telah digariskan. Oleh karena itu, analisis
proses pengambilan keputusan pada hakikatnya sama saja dengan analisis proses
kebijakan. Proses pengambilan keputusan meliputi :
1. Identifikasi masalah
Dalam hal ini pemimpin diharapkan mampu
mengindentifikasikan masalah yang ada di dalam suatu organisasi.
2. Pengumpulan dan penganalisis data
Pemimpin diharapkan dapat mengumpulkan dan menganalisis
data yang dapat membantu memecahkan masalah yang ada.
3. Pembuatan alternatif-alternatif
kebijakan
Setelah masalah dirinci dengan tepat dan tersusun baik,
maka perlu dipikirkan cara-cara pemecahannya. Cara pemecahan ini hendaknya
selalu diusahakan adanya alternatif-alternatif beserta konsekuensinya, baik positif
maupun negatif. Oleh sebab itu, seorang pimpinan harus dapat mengadakan
perkiraan sebaik-baiknya. Untuk mengadakan perkiraan dibutuhkan adanya
informasi yang secukupnya dan metode perkiraan yang baik. Perkiraan itu terdiri
dari berbagai macam pengertian:
· Perkiraan dalam arti Proyeksi
Perkiraan yang mengarah pada kecenderungan dari data yang
telah terkumpul dan tersusun secara kronologis.
· Perkiraan dalam arti prediksi
Perkiraan yang dilakukan dengan menggunakan analisis
sebab akibat.
· Perkiraan dalam arti konjeksi
Perkiraan yang didasarkan pada kekuatan intuisi
(perasaan). Intuisi disini sifatnya subjektif, artinya tergantung dari
kemampuan seseorang untuk mengolah perasaan.
4. Pemilihan salah satu alternatif
terbaik
Pemilihan satu alternatif yang dianggap paling tepat
untuk memecahkan masalah tertentu dilakukan atas dasar pertimbangan yang matang
atau rekomendasi. Dalam pemilihan satu alternatif dibutuhkan waktu yang lama
karena hal ini menentukan alternative yang dipakai akan berhasil atau
sebaliknya.
5. Pelaksanaan keputusan
Dalam pelaksanaan keputusan berarti seorang pemimpin
harus mampu menerima dampak yang positif atau negatif. Ketika menerima dampak
yang negatif, pemimpin harus juga mempunyai alternatif yang lain.
6. Pemantauan dan pengevaluasian hasil
pelaksanaan
Setelah keputusan dijalankan seharusnya pimpinan dapat
mengukur dampak dari keputusan yang telah dibuat.
BAB III
STUDI KASUS
Kasus yang sedang marak akhir-akhir ini adalah tentang Komisi X DPR yang
belum dapat menyetujui anggaran RKA-K/L RAPBN TA 2013.Wakil Ketua Komisi X DPR
Utut Adianto menambahkan, Komisi X DPR memang belum dapat menyetujui usulan
pagu anggaran RAPBN TA 2013 Kemendikbud untuk masing-masing unit utamanya di
Sekretariat Jenderal 1 triliun lebih, inspektorat Jenderal, 205 milyar, Ditjen
PAUDNI 3 triliun, Badan PSDMK dan PMP 3 triliun, dan di Badan Pengembangan dan
Pembinaan Bahasa 310 milyar.
Utut mengatakan, Komisi X
DPR dan Kementerian Kebudayaan sepakat akan melakukan Rapat Dengar Pendapat
lanjutan untuk membahas RKA-K/L Tahun anggaran 2013 dengan unit utama
Kemendikbud dalam waktu dekat sebelum tanggal 17 Oktober 2012. Utut
juga meminta, dalam rangka perbaikan RKA-K/L TA 2013 Kemendikbud untuk
masing-masing unit utama tersebut, perlu diperhatikan hal-hal seperti upaya
penghematan anggaran perjalanan dinas sebesar 10-15% dari pagu anggaran sesuai
Nota Keuangan TA 2013 yang direalisasikan untuk belanja modal.
Utut juga mengemukakan, agar Kemendikbud mengurangi program/kegiatan yang tidak bersentuhan langsung dengan kepentingan pendidikan masyarakat, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa perlu menajamkan program dan kegiatannya terutama mendorong pembelajaran sastra di satuan pendidikan dan pelestarian bahasa daerah serta penyajian RKA-K/L agar memperhatikan standar biaya belanja, kesamaan momenklatur, keseragaman jumlah Kabupaten/Kota sehingga tetap rasional dan efesien sampai satuan tiga, tegas Utut.Pada malam harinya, Komisi X DPR juga melakukan RDP (Rapat Dengar Pendapat) dengan Ditjen Kebudayaan dan Kepala Balitbang Kemendikbud dengan agenda yang sama, bahwa Komisi X DPR belum dapat menyetujui usulun pagu anggaran tahun 2013 sebesar 3 triliun rupiah untuk masing-masing Ditjen Kebudayaan sebesar 2 triliun dan Badan Penelitian dan Pengembangan 1 triliun rupiah lebih.
Utut juga mengemukakan, agar Kemendikbud mengurangi program/kegiatan yang tidak bersentuhan langsung dengan kepentingan pendidikan masyarakat, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa perlu menajamkan program dan kegiatannya terutama mendorong pembelajaran sastra di satuan pendidikan dan pelestarian bahasa daerah serta penyajian RKA-K/L agar memperhatikan standar biaya belanja, kesamaan momenklatur, keseragaman jumlah Kabupaten/Kota sehingga tetap rasional dan efesien sampai satuan tiga, tegas Utut.Pada malam harinya, Komisi X DPR juga melakukan RDP (Rapat Dengar Pendapat) dengan Ditjen Kebudayaan dan Kepala Balitbang Kemendikbud dengan agenda yang sama, bahwa Komisi X DPR belum dapat menyetujui usulun pagu anggaran tahun 2013 sebesar 3 triliun rupiah untuk masing-masing Ditjen Kebudayaan sebesar 2 triliun dan Badan Penelitian dan Pengembangan 1 triliun rupiah lebih.
Program/kegiatan pada Ditjen Kebudayaan perlu dipertimbangkan lagi secara
lebih rasional baik dari sisi prioritas, satuan biaya, volume, jumlah
anggarannya dan dampak terhadap masyarakat antara lain program/kegiatan yang
menhasilak keluaran dalam bentuk dokumen, naskah dan yang sejenis. Utut
juga meminta agar jenis belanja bantuan sosial dalam program/kegiatan Ditjen
Kebudayaan TA 3013 perlu ditingkatkan sehingga tidak mengalami penurunan
dibandingkan denga tahun anggaran 2012.
Komisi X DPR dan Pemerintah sepakat akan melaksanakan Rapat kerja dengan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dengan agenda evaluasi pelaksanaan Ujian
Nasional tahun 2012 dan rencana kebijakan Ujian Nasional tahun 2013 sebelum
tanggal 17 Oktober 2012.
Komisi X DPR dan Pemerintah
diharapkan bisa bersikap adil dalam pengambilan keputusan untuk melakukan rapat
dengan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan . Pengambilan keputusan seperti yang
telah kami paparkan seharusnya didukung oleh beberapa fakta dan memiliki bukti
otentik yang jelas. Serta Komisi X DPR dan Pemerintah serta Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan diharapkan mempertimbangkan faktor-faktor dalam pengambilan
keputusan, seperti yang diutarakan Terry yaitu setiap keputusan jangan
berorientasi pada kepentingan pribadi, tetapi harus lebih mementingkan
kepentingan organisasi atau Negara.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari penjelasan yang telah kami
paparkan dalam makalah ini dapat kami simpulkan bahwa pengambilan keputusan
adalah suatu tindakan yang sengaja, tidak secara kebetulan dan tidak boleh
sembarangan dalam rangka memecahkan masalah yang dihadapi suatu organisasi.
Dimana pengambilan keputusan ini ditanggung dan diputuskan oleh pimpinan organisasi
yang bersangkutan dan untuk menghasilkan keputusan yang baik itu sangat
dibutuhkan informasi yang lengkap mengenai permasalahan, inti masalah,
penyelesaian masalah, dan konsekuensi dari keputusan yang diambil.
Selain informasi, dalam penyelesaian masalah pun dibutuhkan perumusan masalah
dengan baik. Kemudian dibuatkan alternatif-alternatif keputusan masalah yang
disertai dengan konsekuensi positif dan negatif. Jika semua hal itu dapat
dikemukakan dan dicari secara tepat, masalah tersebut akan lebih mudah untuk
diselesaikan.
Dalam makalah ini kami mengambil contoh kasus yang sedang terjadi pada
saat ini, yaitu tentang rapat anggaran KEMENDIKBUD yang belum disetujui
oleh komisi X DPR (04-oktober-2012). Yang pada intinya Komisi X DPR belum dapat
menyetujui anggaran yang diajukan oleh KEMENDIKBUD. Namun, Komisi X DPR dan Kementerian Kebudayaan sepakat akan
melakukan Rapat Dengar Pendapat lanjutan untuk membahas RKA-K/L Tahun anggaran
2013 dengan unit Kemendikbud dalam waktu dekat sebelum tanggal 17 Oktober 2012
. Kita berharap
semoga Komisi X DPR selaku Pemutus dalam Rapat Anggaran tersebut dapat memberikan
keputusan yang terbaik agar KEMENDIKBUD dapat melaksanakan tugasnya di bidang
pendidikan dan kebudayaan dengan baik.
Kasim, Azhar. Teori
Pembuatan Keputusan. Jakarta : Lembaga Penerbit FE UI. 1995
Syamsi, Ibnu. Pengambilan
Keputusan (Decision Making). Jakarta : Bina Aksara. 1989
http://detik.com diakses
Kamis, 04 Oktober 2012
diakses Kamis, 04
Oktober 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar