Kamis, 11 Oktober 2012

TUGAS


Teori Organisasi Umum 1

PROSES YANG MEMPENGARUHI PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM ORGANISASI



Kelompok 3 :

·       Adi Murdiyono                         10111173
·       Budi Mukti Dewanto                 18111134
·       Fadhel Yamani Attamiomi        12111558
·       Indri Ajid Supriatna                   18111533
·       Martin Franklin                         14111327
·       Muhammad Firmansyah           14111836
·       Rio Aseptiandani                      18111592
·       Tondi Elia                                 17111150
 

UNIVERSITAS GUNADARMA


DAFTAR ISI

        BAB I PENDAHULUAN
        1.1. Latar Belakang
        1.2. Rumusan Masalah
        1.3. Tujuan
        1.4. Metode Penulisan

        BAB II ISI
             2.1. Definisi Pengambilan Keputusan
             2.2. Tujuan Pengambilan Keputusan
             2.3. Dasar dan Faktor Pengambilan Keputusan
             2.4. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam Pengambilan Keputusan
             2.5. Keputusan Individual dan Kelompok
             2.6. Proses Pengambilan Keputusan
            
       BAB III STUDI KASUS
                                                  
        BAB IV PENUTUP
             4.1 Kesimpulan


   DAFTAR PUSTAKA

 BAB I
 PENDAHULUAN

1.1.   Latar Belakang

Di pusat ibukota,  tidak mungkin suatu  organisasi itu dapat berjalan dengan lancar apabila tidak adanya suatu musyawarah atau kesepakatan semua pihak dalam mengambil suatu keputusan yang mufakat.
Proses pengambiln keputusan dalam organisasi ialah kumpulan yang terdiri dari beberapa orang untuk mencapai tujuan bersama, didalam organisasi rentan terjadinya selisih pendapat begitu juga keputusan dalam mengambil sikap, dapat diartikan cara organisasi dalam pengambilan keputusan. Terdapat 4 metode bagaimana cara organisasi dalam pengambilan keputusan, ke 4 metode tersebut adalah : yaitu kewenangan tanpa diskusi (authority rule without discussion), pendapat ahli (expert opinion), kewenangan setelah diskusi (authority rule after discussion), dan kesepakatan (consensus).
Pembuatan keputusan diperlukan pada semua tahap kegiatan organisasi dan manajemen. Misalnya, tentang anggaran KEMENDIKBUD yang belum disetujui oleh komisi X DPR (04-oktober-2012). Dimana anggaran tersebut, ditujukan untuk pendidikan dan kebudayaan.
Dalam pembuatan keputusan tersebut mencakup kegiatan identifikasi masalah, perumusan masalah, dan pemilihan alternatif keputusan berdasarkan perhitungan dan berbagai dampak yang mungkin timbul. Begitu juga dalam tahap implementasi atau operasional dalam suatu organisasi, para manajer harus membuat banyak keputusan rutin dalam rangka mengendalikan usaha sesuai dengan rencana dan kondisi yang berlaku. Sedangkan dalam tahap pengawasan yang mencakup pemantauan, pemeriksaan, dan penilaian terhadap hasil pelaksanaan dilakukan untuk mengevalusai pelaksanaan dari pembuatan keputusan yang telah dilakukan.
Pada akhirnya, pengambilan keputusan dapat diperoleh apabila dalam rapat anggaran telah terdapat keputusan dari setiap anggota komisi X DPR. Rapat anggaran tersebut dimaksudkan agar permasalahan dapat terpecahkan dan terselesaikan.sehingga dapat berjalan secara efisien dan efektif dalam rangka mencapai suatu tujuan dari Komisi X DPR.

1.2.   Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan pengambilan keputusan ?
2. Apa saja tujuan dari pengambilan keputusan?
3. Hal apa yang menjadi dasar dalam pengambilan keputusan dalam organisasi?
4  Faktor apa saja yang mempengaruhi dalam pengambilan keputusan?
5.Apa saja jenis-jenis pengambilan keputusan dalam organisasi?
6. Bagaimanakan cara proses pengambilan keputusan itu ?




1.3.   Tujuan
1.     Mengetahui definisi dari pengambilan keputusan dalam organisasi.
2.     Mengetahui tujuan pengambilan keputusan dalam organisasi.
3.     Mengetahui dasar yang menjadi pengambilan keputusan dalam organisasi.
4.     Mengetahui faktor-f aktor pengambilan keputusan dalam organisasi.
5.     Mengetahui jenis-jenis pengambilan keputusan dalam organisasi.
6.     Mengetahui bagaimana proses pengambilan keputusan dalam organisasi.


1.4.   Metode Penulisan
Metode penulisan yang digunakan dalam penyusunan makalah ini adalah studi pustaka dan pencarian di internet.


BAB II
ISI

2.1.  Definisi Pengambilan Keputusan

            Keputusan adalah hasil dari pemecahan masalah yang sedang dihadapi dengan tegas. Hal itu berkaitan dengan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan mengenai ‘apa yang harus dilakukan’ dan seterusnya mengenai unsur-unsur perencanaan. Dapat juga dikatakan bahwa keputusan itu sesungguhnya merupakan hasil proses pemikiran yang berupa pemilihan satu diantara beberapa alternatif yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah yang dihadapi.
            Keputusan itu sendiri merupakan unsur kegiatan yang sangat vital. Jiwa kepemimpinan seseorang itu dapat diketahui dari kemampuan mengatasi masalah dan mengambil keputusan yang tepat. Keputusan yang tepat adalah keputusan yang berbobot dan dapat diterima bawahan. Ini biasanya merupakan keseimbangan antara disiplin yang harus ditegakkan dan sikap manusiawi terhadap bawahan. Keputusan yang demikian ini juga dinamakan keputusan yang mendasarkan diri pada human relations.
            Setelah pengertian keputusan disampaikan, kiranya perlu pula diikuti dengan  pengertian tentang “pengambilan keputusan”. Ada beberapa definisi tentang pengambilan keputusan, dalam hal ini arti pengambilan keputusan sama dengan pembuatan keputusan, misalnya Terry, definisi pengambilan keputusan adalah pemilihan alternatif perilaku dari dua alternatif atau lebih ( tindakan pimpinan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dalam organisasi yang dipimpinnya dengan melalui pemilihan satu diantara alternatif-alternatif yang dimungkinkan).
            Menurut Siagian pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan terhadap hakikat suatu masalah, pengumpulan fakta-fakta dan data, penentuan yang matang dari alternatif yang dihadapi dan pengambilan tindakan yang menurut perhitungan merupakan tindakan yang paling tepat.


            Dari kedua pengertian diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa keputusan itu diambil dengan sengaja, tidak secara kebetulan, dan tidak boleh sembarangan. Masalahnya terlebih dahulu harus diketahui dan dirumuskan dengan jelas, sedangkan pemecahannya harus didasarkan pemilihan alternatif terbaik dari alternatif yang ada.
           
2.2.  Tujuan Pengambilan Keputusan
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam organisasi itu dimaksudkan untuk mencapai tujuan organisasinya yang dimana diinginkan semua kegiatan itu dapat berjalan lancer dan tujuan dapat dicapai dengan mudah dan efisien. Namun, kerap kali terjadi hambatan-hambatan dalam melaksanakan kegiatan. Ini merupakan masalah yang harus dipecahkan oleh pimpinan organisasi. Pengambilan keputusan dimaksudkan untuk memecahkan masalah tersebut.


2.3.  Dasar Pengambilan Keputusan

2.3.1.          Pengambilan Keputusan Berdasarkan Intuisi

            Suatu Keputusan yang diambil berdasarkan intuisi atau perasaan lebih bersifat subjektif yaitu mudah terkena sugesti, pengaruh luar, dan faktor kejiwaan lain. Sifat subjektif dari keputusuan intuitif ini terdapat beberapa keuntungan, yaitu :
1. Pengambilan keputusan lebih ditentukan oleh satu pihak.
2. Keputusan intuitif lebih tepat untuk masalah-masalah yang bersifat kemanusiaan.
            Pengambilan keputusan yang berdasarkan intuisi membutuhkan waktu yang singkat, untuk masalah-masalah yang dampaknya terbatas, pada umumnya pengambilan keputusan yang bersifat intuitif akan memberikan kepuasan. Akan tetapi, pengambilan keputusan ini sulit diukur kebenarannya karena kesulitan mencari pembandingnya, dengan kata lain hal ini diakibatkan pengambilan keputusan intuitif hanya diambil oleh satu pihak saja dan tidak ada masukan dari pihak lain sehingga hal-hal yang lain sering diabaikan.

2.3.2.          Pengambilan Keputusan Rasional
           
Keputusan yang bersifat rasional  berkaitan dengan daya guna. Dimana masalah yang dihadapi merupakan masalah yang memerlukan pemecahan secara rasional. Keputusan yang dibuat berdasarkan pertimbangan rasional lebih bersifat objektif. Dalam masyarakat, keputusan yang rasional dapat diukur apabila kepuasan optimal masyarakat dapat terlaksana dalam batas-batas nilai masyarakat yang di akui saat itu.


2.3.3.          Pengambilan Keputusan Berdasarkan Fakta

           Dari sekian banyak pengambilan keputusan, banyak yang beranggapan bahwa sebaiknya pengambilan keputusan didukung oleh sejumlah fakta yang memadai. Dimana fakta tersebut ada dari sejumlah data dan informasi. Kumpulan fakta yang telah dikelompokkan secara sistematis dinamakan data. Sedangkan informasi adalah hasil pengolahan dari data. Dengan demikinan, data harus diolah lebih dulu menjadi informasi yang kemudian dijadikan dasar pengambilan keputusan.
            Keputusan yang berdasarkan sejumlah fakta, data atau informasi yang cukup itu memang merupakan keputusan yang baik dan solid, namun untuk mendapatkan informasi tersebut terkadang cukup sulit.


2.3.4.          Pengambilan Keputusan Berdasarkan Pengalaman

            Pengalaman sering kali menjadi bahan untuk mengambil suatu keputusan, dimana pimpinan dalam suatu organisani mengingat-ingat apakah kasus seperti ini sebelumnya pernah terjadi atau tidak. Pemikiran semacam itu biasanya didasari oleh pengalaman akan kasus atau permasalahan di masa lampau. Biasanya pimpinan akan melihat apakah permasalahan tersebut sama atau tidak, dan pemecahannya seuai dengan kondisi sekarang atau tidak. Jika masih sama kemungkinan besar akan menerapkan cara yang sama untuk mengatasinya.
            Dengan begitu, pengalaman dapat dijadikan pedoman atau acuan dalam menyelesaikan masalah. Keputusan yang berdasarkan pengalaman sangat bermanfaat bagi pengetahuan praktis. Pengalaman dan kemampuan untuk memperkirakan apa yang menjadi latar belakang masalah dan bagaimana arah penyelesaiannya sangat membantu dalam memudahkan pemecaha masalah.

2.3.5.          Pengambilan Keputusan Berdasarkan Wewenang

            Banyak sekali keputusan yang diambil karena wewenang (authority) yang dimiliki oleh setiap pimpinan organisasi, dalam rangka menjalankan kegiatan demi tercapainya tujuan organisasi yang efektif dan efisien.
            Keputusan yang berdasarkan wewenang memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan. Kelebihan tersebut antara lain : banyak diterimanya oleh bawahan, memiliki otentisitas (otentik), dan juga karena didasari wewenang yang resmi maka akan lebih permanent sifatnya. Dan kelemahannya antara lain : adanya praktik dictatorial, sering melewati permasalahan yang seharusnya dipercahkan, justru menjadi tidak jelas.

2.4. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam Pengambilan Keputusan

Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam pengambilan keputusan menurut Terry,yaitu :
         a)    Hal-hal yang berwujud maupun yang tidak berwujud, yang emosional maupun yang rasional perlu diperhitungkan dalam pengambilan keputusan.  
         b)    Setiap keputusan harus dapat dijadikan bahan untuk mencapai tujuan organisasi.
         c)     Setiap keputusan jangan berorientasi pada kepentingan pribadi, tetapi harus lebih mementingkan  kepentingan organisasi.
         d)    Jarang sekali pilihan yang memuaskan, oleh karena itu buatlah altenatif-alternatif tandingan.
         e)    Pengambilan keputusan merupakan tindakan mental dari tindakan ini harus diubah menjadi tindakan fisik.
         f)     Pengambilan keputusan yang efektif membutuhkan waktu yang cukup lama. 
        g)    Diperlukan pengambilan keputusan yang praktis untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.
        h)    Setiap keputusan hendaknya dilembagakan agar diketahui keputusan itu benar.
        i)     Setiap keputusan merupakan tindakan permulaan dari serangkaian kegiatan mata rantai berikutnya.


          Kemudian terdapat enamfaktor-faktor lain yang juga ikut mempengaruhi pengambilan keputusan.Faktor-
f         faktortersebutadalahsebagaiberikut :
  
        1.    Fisik
          Didasarkan pada rasa yang dialami pada tubuh, seperti rasa tidak nyaman, atau kenikmatan. Ada                  
         kecenderungan menghindari tingkah laku yang menimbulkan rasa tidak senang, sebaliknya memilih                  
         tingkah laku yang memberikan kesenangan.
       2.    Emosional
         Didasarkan pada perasaan atau sikap. Orang akan bereaksi pada suatu situasi secara subjective.       
       3.    Rasional
         Didasarkan pada pengetahuan orang-orang mendapatkan informasi, memahami situasi dan berbagai                                                                        
 konsekuensinya
       4.    Praktikal
         Didasarkan pada keterampilan individual dan kemampuan melaksanakan. Seseorang akan menilai potensi diri dan kepercayaan dirinya melalui kemampuanya dalam bertindak.
       
      5.    Interpersonal
         Didasarkan pada pengaruh jaringan sosial yang ada. Hubungan antar satu orang keorang lainnya dapat   mempengaruhi tindakan individual.
       
      6.    Struktural
          Didasarkan pada lingkup sosial, ekonomi dan politik. Lingkungan mungkin memberikan hasil yang mendukung atau mengkritik suatu tingkah laku tertentu.
 

2.5.  Keputusan Individual dan Kelompok
Pengambilan keputusan dalam organisasi bisa dilakukan secara individual atau kelompok, tergantung bagaimana sifat dan motif permasalah yang akan di pecahkan. Keputusan individual biasanya diambil atau dibuat oleh seorang ketua kelompok suatu organisasi, dan itu dilakukan berdasarkan kehendak ketua kelompok tersebut, sedangkan keputusan kelompok dibuatoleh seluruh anggota kelompok

A.Keputusan yang dibuat oleh seseorang
Kebaikannya antara lain :
1.    Keputusannya cepat ditentukan atau diambil, karena tidak usah menunggu persetujuan dari rekan lainnya.
2.    Tidak akan terjadi pertentangan pendapat
3.    Kalau pimpinan ya ng mengambil keputusan itu  mempunyai kemampuan yang tinggi dan berpengalaman yang luas dalam bidang yang akan diputuskan, keputusannya besar kemungkinan tepat.

Kelemahannya antara lain :
1.    Bagaimana kepandaian dan kemampuan pimpinan tetapi pasti memiliki keterbatasan.
2.    Keputusan yang terlalu cepat diambil dan tidak meminta pendapat orang lain seringkali kurang tepat.
3.    Jika terjadi kesalahan pengambilan keputusan merupakan beban berat bagi pimpinan seorang diri.

B.Keputusan yang dibuat oleh Sekelompok Orang
      1.    Hasil pemikiran beberapa orang akan saling melengkapidalamsautupengambilankeputusan
        2.       Pertimbangannya akan lebih matang
      3.    Jika ada kesalahan pada pengambilan keputusan tersebut, beban ditanggung secara bersama.
Kelemahannya antara lain :
   1.    Ada kemingkinan terjadi perbedaan pendapat
   2.    Biasanya memakan waktu lama dan berlarut-larut karena terjadi perdebatan-perdebatan
   3.    Rasa tanggung jawab masing-masing berkurang, dan ada kemungkinan saling melemparkan tanggung jawab jika terjadi kesalahan.
Mengenai pembuatan keputusan individual dan kelompok Siagian menyatakan bahwa ada tiga kekuatan yang selalu mempengaruhui suatu keputusan yang dibuat. Tiga kekuatan itu :
  1.    Dinamika individu di dalam organisasi
Pengaruh individu dalam organisasi sangat terasa terutama dalam hal ini adalah
pemimpinnya. Seorang pemimpin yang mempunyai kepribadian yang kuat, pendidikan yang tinggi, pengalaman ynag banyak akan memberi kesan dan pengaruh yang besar terhadap bawahannya
   2.    Dinamika kelompok orang-orang di dalam organisasi
Dinamika kelompok mempunyai pengaruh besar, oleh karena itu pemimpin hendaknya mengusahakan agar kelompok lebih cepat menjadi dewasa.
  3.    Dinamika lingkungan organisasi
Pengaruh lingkungan juga memegang peranan yang cukup penting untuk diperhatikan. Antara organisasi dan lingkungan itu saling mempemgaruhi.


2.6.  Proses Pengambilan Keputusan
Setiap keputusan yang diambil itu merupakan perwujudan kebijakan yang telah digariskan. Oleh karena itu, analisis proses pengambilan keputusan pada hakikatnya sama saja dengan analisis proses kebijakan. Proses pengambilan keputusan meliputi :
      1.    Identifikasi masalah
Dalam hal ini pemimpin diharapkan mampu mengindentifikasikan masalah yang ada di dalam suatu organisasi.
      2.    Pengumpulan dan penganalisis data
Pemimpin diharapkan dapat mengumpulkan dan menganalisis data yang dapat membantu memecahkan masalah yang ada.
      3.    Pembuatan alternatif-alternatif kebijakan
Setelah masalah dirinci dengan tepat dan tersusun baik, maka perlu dipikirkan cara-cara pemecahannya. Cara pemecahan ini hendaknya selalu diusahakan adanya alternatif-alternatif beserta konsekuensinya, baik positif maupun negatif. Oleh sebab itu, seorang pimpinan harus dapat mengadakan perkiraan sebaik-baiknya. Untuk mengadakan perkiraan dibutuhkan adanya informasi yang secukupnya dan metode perkiraan yang baik. Perkiraan itu terdiri dari berbagai macam pengertian:
·                     Perkiraan dalam arti Proyeksi
Perkiraan yang mengarah pada kecenderungan dari data yang telah terkumpul dan tersusun secara kronologis.
·                     Perkiraan dalam arti prediksi
Perkiraan yang dilakukan dengan menggunakan analisis sebab akibat.
·                     Perkiraan dalam arti konjeksi
Perkiraan yang didasarkan pada kekuatan intuisi (perasaan). Intuisi disini sifatnya subjektif, artinya tergantung dari kemampuan seseorang untuk mengolah perasaan.
      4.    Pemilihan salah satu alternatif terbaik
Pemilihan satu alternatif yang dianggap paling tepat untuk memecahkan masalah tertentu dilakukan atas dasar pertimbangan yang matang atau rekomendasi. Dalam pemilihan satu alternatif dibutuhkan waktu yang lama karena hal ini menentukan alternative yang dipakai akan berhasil atau sebaliknya.
      5.    Pelaksanaan keputusan
Dalam pelaksanaan keputusan berarti seorang pemimpin harus mampu menerima dampak yang positif atau negatif. Ketika menerima dampak yang negatif, pemimpin harus juga mempunyai alternatif yang lain.
      6.    Pemantauan dan pengevaluasian hasil pelaksanaan
Setelah keputusan dijalankan seharusnya pimpinan dapat mengukur dampak dari keputusan yang telah dibuat.


BAB III
STUDI KASUS
Kasus yang sedang marak akhir-akhir ini adalah tentang Komisi X DPR yang belum dapat menyetujui anggaran RKA-K/L RAPBN TA 2013.Wakil Ketua Komisi X DPR Utut Adianto menambahkan, Komisi X DPR memang belum dapat menyetujui usulan pagu anggaran RAPBN TA 2013 Kemendikbud untuk masing-masing unit utamanya di Sekretariat Jenderal 1 triliun lebih, inspektorat Jenderal, 205 milyar, Ditjen PAUDNI 3 triliun, Badan PSDMK dan PMP 3 triliun, dan di Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa 310 milyar.
Utut mengatakan, Komisi X DPR dan Kementerian Kebudayaan sepakat akan melakukan Rapat Dengar Pendapat lanjutan untuk membahas RKA-K/L Tahun anggaran 2013 dengan unit utama Kemendikbud dalam waktu dekat sebelum tanggal 17 Oktober 2012. Utut juga meminta, dalam rangka perbaikan RKA-K/L TA 2013 Kemendikbud untuk masing-masing unit utama tersebut, perlu diperhatikan hal-hal seperti upaya penghematan anggaran perjalanan dinas sebesar 10-15% dari pagu anggaran sesuai Nota Keuangan TA 2013 yang direalisasikan untuk belanja modal.
Utut juga mengemukakan, agar Kemendikbud mengurangi program/kegiatan yang tidak bersentuhan  langsung dengan kepentingan pendidikan masyarakat, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa perlu menajamkan program dan kegiatannya terutama mendorong pembelajaran sastra di satuan pendidikan dan pelestarian bahasa daerah serta penyajian RKA-K/L agar memperhatikan standar biaya belanja, kesamaan momenklatur, keseragaman jumlah Kabupaten/Kota sehingga tetap rasional dan efesien sampai satuan tiga, tegas Utut.Pada malam harinya, Komisi X DPR juga melakukan RDP (Rapat Dengar Pendapat) dengan Ditjen Kebudayaan dan Kepala Balitbang Kemendikbud dengan agenda yang sama, bahwa Komisi X DPR belum dapat menyetujui usulun pagu anggaran tahun 2013 sebesar 3 triliun rupiah untuk masing-masing Ditjen Kebudayaan sebesar 2 triliun dan Badan Penelitian dan Pengembangan 1 triliun rupiah lebih.
Program/kegiatan pada Ditjen Kebudayaan perlu dipertimbangkan lagi secara lebih rasional baik dari sisi prioritas, satuan biaya, volume, jumlah anggarannya dan dampak terhadap masyarakat antara lain program/kegiatan yang menhasilak keluaran dalam bentuk dokumen, naskah dan yang sejenis. Utut juga meminta agar jenis belanja bantuan sosial dalam program/kegiatan Ditjen Kebudayaan TA 3013 perlu ditingkatkan sehingga tidak mengalami penurunan dibandingkan denga tahun anggaran 2012.
Komisi X DPR dan Pemerintah sepakat akan melaksanakan Rapat kerja dengan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dengan agenda evaluasi pelaksanaan Ujian Nasional tahun 2012 dan rencana kebijakan Ujian Nasional tahun 2013 sebelum tanggal 17 Oktober 2012.
Komisi X DPR dan Pemerintah diharapkan bisa bersikap adil dalam pengambilan keputusan untuk melakukan rapat dengan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan . Pengambilan keputusan seperti yang telah kami paparkan seharusnya didukung oleh beberapa fakta dan memiliki bukti otentik yang jelas. Serta Komisi X DPR dan Pemerintah serta Menteri Pendidikan dan Kebudayaan diharapkan mempertimbangkan faktor-faktor dalam pengambilan keputusan, seperti yang diutarakan Terry yaitu setiap keputusan jangan berorientasi pada kepentingan pribadi, tetapi harus lebih mementingkan kepentingan organisasi atau Negara.




BAB IV
PENUTUP
4.1     Kesimpulan
Dari penjelasan yang telah kami paparkan dalam makalah ini dapat kami simpulkan bahwa pengambilan keputusan adalah suatu tindakan yang sengaja, tidak secara kebetulan dan tidak boleh sembarangan dalam rangka memecahkan masalah yang dihadapi suatu organisasi. Dimana pengambilan keputusan ini ditanggung dan diputuskan oleh pimpinan organisasi yang bersangkutan dan untuk menghasilkan keputusan yang baik itu sangat dibutuhkan informasi yang lengkap mengenai permasalahan, inti masalah, penyelesaian masalah, dan konsekuensi dari keputusan yang diambil.
            Selain informasi, dalam penyelesaian masalah pun dibutuhkan perumusan masalah dengan baik. Kemudian dibuatkan alternatif-alternatif keputusan masalah yang disertai dengan konsekuensi positif dan negatif. Jika semua hal itu dapat dikemukakan dan dicari secara tepat, masalah tersebut akan lebih mudah untuk diselesaikan.
            Dalam makalah ini kami mengambil contoh kasus  yang sedang terjadi pada saat ini, yaitu tentang rapat anggaran KEMENDIKBUD yang belum disetujui oleh komisi X DPR (04-oktober-2012). Yang pada intinya Komisi X DPR belum dapat menyetujui anggaran yang diajukan oleh KEMENDIKBUD.  Namun, Komisi X DPR dan Kementerian Kebudayaan sepakat akan melakukan Rapat Dengar Pendapat lanjutan untuk membahas RKA-K/L Tahun anggaran 2013 dengan unit Kemendikbud dalam waktu dekat sebelum tanggal 17 Oktober 2012 . Kita berharap semoga Komisi X DPR selaku Pemutus dalam Rapat Anggaran tersebut dapat memberikan keputusan yang terbaik agar KEMENDIKBUD dapat melaksanakan tugasnya di bidang pendidikan dan kebudayaan dengan baik.
                                                             

DAFTAR PUSTAKA

Kasim, Azhar. Teori Pembuatan Keputusan. Jakarta : Lembaga Penerbit FE UI. 1995
Syamsi, Ibnu. Pengambilan Keputusan (Decision Making). Jakarta : Bina Aksara. 1989
http://detik.com diakses Kamis, 04 Oktober 2012
 diakses Kamis, 04 Oktober 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar