Setiap manusia mempunyai harapan. Manusia yang tanpa
harapan berarti manusia itu mati dalam hidup. Orang yang akan meninggal
sekalipun mempunyai harapan, biasanya berupa pesan-pesan kepada ahli warisnya.
Harapan bergantung paa pengetahuan, pengalaman, lingkungan hidup dan kemampuan
masing-masing. Berhasil atau tidaknya suatu harapan tergantung pada usaha orang
yang mempunyai harapan. Harapan harus berdasarkan kepercayaan, baik kepercayaan
pada diri sendiri, maupun kepercayaan kepada Tuhan yang maha esa. Agar harapan
terwujud, maka perlu usaha dengan sungguh-sungguh. Bila dibandingkan dengan
cita-cita, maka harapan mengandung pengertian tidak terlalu muluk, sedangkan
cita-cita pada umumnya perlu setinggi bintang
Menurut Maslow sesuai dengan kodrat dan dorongan
kebutuhan hidup itu maka manusia mempunyai harapan. Pada hakekatnya harapan itu
adalah keinginan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Sesuai dengan kodratnya
harapan manusia atau kebutuhan manusia itu adalah :
1. kelangsungan hidup
2. keamanan
3. hak dan kewajiban mencintai dan dicintai
4. diakui lingkungan
5. perwujudan cita-cita
(sumber google)
Ada sebuah cerita cita-cita seorang anak :
Anak itu bernama Budi Mukti Dewanto ,dia bercita-cita ingin
menjadi pemain bola profesional ketika waktu dia masih kecil. Dia sangat seneng
bermain sepak bola sampai-sampai setiap hari nya dia bermain bola terus. Suatu
ketika dia lulus SD ,dia ingin masuk sekolah sepak bola di ragunan jakarta
tetapi kedua orang tua nya tidak setuju. Kedua orang tua nya bilang kalau masa
depan pemain bola itu suram atau tidak tentu. Perasaan dia sangat sedih kalau
cita-cita nya tidak sejutuin oleh orang tua ,sampai-sampai dia ngambek tidak
mau sekolah. Dan dia mulai mengerti maksud kedua orang tua nya ,mungkin jalan
itu meraih cita-cita nya bukan lewat situ tetapi melalui jalur lain.
Pesan saya : Janganlah putus
asa untuk meraih cita-cita walaupun itu sulit atau banyak rintangan yang
menghalangin kita !! Kita harus percaya dengan kemampuan kita sendiri !!! Cayooo.....
.