Rabu, 28 Maret 2012

Hubungan Bapak dan Anaknya yang Luar Biasa

Manusia dan Cinta Kasih

      Manusia adalah makhluk yang sempurna yang diciptakan Tuhan di dunia ini. Mereka dibekali akal fikir dan perasaan serta budi pekerti.
    Cinta adalah curahan rasa peduli dari hati yang dimiliki setiap manusia terhadap apa yang membuat diri mereka nyaman terhadap sesama manusia dan mahluk lainnya. Cinta itu timbul karena adanya ketertarikan antara satu sama lain.Dan kasih adalah rasa sayang terhadap sesama.
    Jadi cinta kasih adalah rasa kepedulian manusia terhadap sesamanya maupun mahluk lain sehingga menimbulkan rasa kasih sayang.
    Cinta kasih termasuk didalam kategori perasaan yang saling membutuhkan dan mencurahkan perhatian kepada pasangan lawan jenis yang sering kita sebut sebagai kasih sayang. Setiap orang yang hidup didunia ini pasti memiliki rasa cintah kasih yang menumbulkan rasa saying. Perlu diketahui bahwa cinta kasih ini terdiri dari beberapa macam dan perwujudan nyata didunia antara lain :

Cinta kasih Terhadap keluarga , Cinta kasih terhadap sesama, Cinta kasih terhadap hewan dan tumbuhan, dan Cinta kasih terhadap semua yang Tuhan berikan kepada manusia, dan terutama Cinta kasih kepada Yang Maha Kuasa.

Ada sebuah cerita singkat tentang seorang anak dengan bapaknya :

    Suatu ketika budi sedang bermain kerumah temennya tapi bapaknya tidak tahu kalau budi sedang bermain. Disaat itu bapaknya langsung sms budi dan smsnya begini “Dimana coy ?” dan HP budi pun berbunyi tapi HP nya lagi sama temennya. Temennya budi tidak sengaja kepencet dan melihat sms nya, temennya kaget kalau bapaknya budi sms begitu. Langsung saja budi membalas sms bapaknya begini “Kenapa coy ?” dan temennya melihat balesnya, temennya sampe salut atau iri dengan hubungan budi dan bapaknya yang begitu akrab.

Saya dapat simpulkan dari cerita si Budi diatas :

    Itu adalah kasih sayaang seorang bapak terhadap anaknya walaupun bahasanya tidak wajar atau tidak sopan seorang anak bilang kepada bapaknya dengan dengan kata “coy”. Kita dapat melihat hubungan bapak dan anaknya diatas seperti sebaya atau seumuran mungkin itu
dasar komunikasi dalam suatu keluarga. Komunikasi antara anak dan orang tua, pada prinsipnya anak terlahir dan terbentuk sebagai hasil curahan kasih sayang orang tuanya. Suatu hubungan yang harmonis akan terjadi bila hal itu terjadi secara timbal balik antara orang tua dan anak. Sehingga hubungan antara orang tua dan anak sangat intim dan mesra, saling mencintai, saling menghargai, saling membutuhkan.

Senin, 12 Maret 2012

KEBUDAYAAN YANG SUDAH MENGAKAR DI SEKITAR KITA


Kebudayaan itu adalah kebiasaan manusia. Karena itu terbiasa maka terciptalah kebudayaan yang mengakar yang membuat kita terbiasa satu sama lain. Seperti dilingkungan tempat saya tinggal terdapat beberapa budaya yang mengakar, diantaranya seperti:

Bersalaman dengan orang tua atau orang yang lebih tua disaat kita bertemu. Kebudayaan semacam ini masih terus mengakar dilingkungan saya. Dinilai sopan dan santun ketika bertemu dengan orang yang lebih tua lalu kita mencium tangannya.

Larangan keluar rumah disaat magrib tiba. Kebudayaan semacam ini masih dipatuhi oleh masyarakat disekitar lingkungan saya, dimana ketika azan tiba semua orang masuk kedalam rumah dan tidak ada lagi yang berkeliaran di luar rumah, dimana semua aktifitas mereka dibrhentikan karena harus melaksanakan solat magrib. Bahkan ada yang mengatakan jika masih duduk di teras saat magrib akan mendatangkan penyakit yang konon disebut dengan “angin duduk”. Dan sampai sekarang masyarakat sekitar masih terus mempercayainya.

Melaksanakan nujuh bulan. Masyarakat sekitar menganggap nuju bulan adalah dimana ketika seorang ibu hamil sedang mengandung anak yang berumur tujuh bulan dalam kandungan maka ia harus melaksanakan adat “nujuh bulan”. Adat dimana melakukan semacam pengajian untuk mensyukuri janin yang telah dikandung sudah menjadi daging. Padahal jaman dahulu nuju bulan adalah dimana seorang ibu hamil yang melaksanakan pengajian ketika janin yang dikandung berumur empat bulan dalam kandungan, dan pada saat janin berusia empat bulan tersebut diartikan bahwa janin yang dikandung telah ditiupkan ruh nya. Maka dari itu mereka melaksanakan semacam syukuran.


Melaksanakan tahun baru dengan acara bakar-bakar ayam atau ikan, dengan petasan, atau pergi jauh untuk mencari keramaian perayaan tahun baru diluar. Tradisi ini masih berlanjut hingga sekarang, terutama bagi kalangan kaum muda, dimana ia masih ingin hura-hura dan ingin mencari suasana baru saat pergantian malam tahun baru tanpa memikirkan akibatnya. Efek positif mungkin mereka mendapatkan kesenangan tersendiri saat ada perayaan tahun baru tetapi efek samping atau negatifnya ialah terkadang tahun baru sering mendatangkan bencana kecelakaan, karena terlalu padatnya jalan raya. Kaum muda jarang yang berfikir saat tahun baru lebih baik dirumah atau istiqomah dimasjid untuk bersyukur dan berdoa agar kedepannya harus lebih baik lagi.

            Begitulah sedikit tentang kebudayaan yang mengakar sampai sekarang dilingkungan sekitar saya. Kebudayaan yang sampai sekarang masih terus berlangsung yang dijadikan sebagai tradisi bahkan keharusan.